Wednesday, December 21, 2011

Refleksi Hari Ibu (22 Des 2011) : (Tidak) Perlu Menunggu Hari Ibu


Tidak Perlu Menunggu Hari Ibu

oleh: Sekretaris Departemen Kaderisasi KAMMI UNILA


Hari Ibu mempunyai sejarah yang berbeda untuk setiap negara dan tanggal pelaksanaannya pun berbeda. Di Bangladesh, Hari Ibu diselenggarakan pada minggu kedua bulan Mei. Beberapa ibu diberi “Ratnagarwa Ma Award“ yang ditujukan untuk mengakui seorang ibu dan peran penting yang mereka mainkan di masyarakat Bangladesh. Di Inggris dan Irlandia, Hari Ibu disebut dengan  istilah Mothering Sunday yang jatuh pada minggu ke empat bulan Lent, tepatnya 3 minggu sebelum hari Paskah. Negara Afrika mengadopsi konsep Hari Ibu dari tradisi orang-orang Inggris. Sedangkan untuk Indonesia sendiri, Hari Ibu dirayakan pada tanggal 22 Desember dan ditetapkan sebagai perayaan nasional.

Sejarah Hari Ibu di Indonesia diawali dari pertemuan para pejuang wanita, dengan mengadakan Kongres Perempuan yang diselenggarakan di Yogyakarta pada tanggal 22-25 Desember 1928. (tahun yang sama dengan Sumpah Pemuda). Pada tanggal 22 Desember 1928 organisasi-organisasi perempuan (didirikan tahun 1912 yang diilhami oleh para pahlawan wanita abad-19 seperti Cut Nyak Dien, Cut  Mutiah, R.A Kartini, dkk), membentuk Kongres Perempuan yang dikenal sebagai Kongres Wanita indonesia (Kowani). Kongres ini bisa dikatakan merupakan imbas dari peristiwa Sumpah Pemuda kepada kalangan perempuan, terjadi hanya sekitar 2 bulan setelahnya. Ada semacam  semangat dan tanggung jawab untuk menyamakan derap agar dapat berkontribusi untuk bangsa dan negara.  Presiden Soekarno kemudian menetapkannya  melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959, bahwa tanggal 22 Desember adalah Hari Ibu dan dirayakan secara nasional hingga kini.

Hari ibu di Indonesia adalah sebuah peringatan tentang semangat dan perjuangan perempuan-perempuan Indonesia, apakah  ia seorang ibu, seorang isteri, atau  yang belum menjadi ibu, tidak akan pernah menjadi ibu, dan bukan seorang isteri, dalam  upaya perbaikan kualitas bangsa ini.
Semangat hari ibu di Indonesia sebenarnya lebih sarat dengan pesan pemberdayaan, dan bukan sebaliknya sekedar ungkapan cinta dan penghargaan kepada ibu yang sudah seharusnya dilakukan setiap saat, tidak harus menunggu  momen yang datangnya hanya sekali dalam setahun, dengan simbolisasi penghargaan yang tidak sepadan pula.

Memang tidak ada yang salah dengan kemuliaan seorang Ibu. Islam, sejak keberadaannya dan sejak dibawa oleh Rasulullah, telah meletakkan posisi seorang ibu sangat tinggi. Ibu, ibu, ibu, baru kemudianlah seorang ayah, yang wajib dihormati oleh seorang anak, begitu hadits Rasulullah SAW yang sudah terkenal. Pemuliaan kepada seorang ibu terjadi setiap waktu, bukan hanya satu hari saja. Bahkan Allah SWT mengabadikan perintahnya dalam QS. Al Ahqaaf 46:15, ”Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua orang ibu bapaknya, ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula)…” 

Sebuah kalimat bijak yang mengungkap bahwa, ibu sebagai tiang berdirinya negara. Negara dapat tegak berdiri karena berdirinya sekelompok manusia yang semakin hari semakin banyak jumlahnya, dan bertebaran di berbagai belahan dunia. Jumlah kelompok yang banyak itu semuanya terlahir dari rahim kaum ibu.

Tugas keibuan sebenarnya adalah tugas yang full time, bukan berarti ayah sebagai pencari nafkah tak ikut serta bertanggungjawab. Tidak ada satu jenis pekerjaan pun yang dapat merampas seorang ibu dari tugas keibuannya, dan tidak ada seorang pun yang dapat mengambil alih tugas keibuaan tersebut (Dr. A. Majid Katme). Pernyataan tersebut memuat penghargaan tentang peran ibu yang dinilai sebagai peran yang tak tergantikan. Mengapa peran ibu tak tergantikan? Karena ibu merupakan sekolah pertama bagi anak-anaknya. Pertumbuhan generasi suatu bangsa pertama kali berada di tangan ibu. Di tangan seorang ibu pulalah pendidikan anak ditanamkan dari usia dini.

Karena begitu pentingnya peran ibu dalam membentuk karakter serta menanamkan nilai-nilai sejak dini, maka diperlukan ibu yang cerdas. Proses pewarisan nilai kepada genarasi baru senantiasa memerlukan keteladanan dari pelakunya. Artinya, untuk melahirkan sebuah genarsi baru yang unggul dan berkualitas, memerlukan sosok ibu yang berkualitas dan cerdas. Para ibu inilah yang akan sanggup melakukan pewarisan nilai-nilai kebaikan secara generatif kepada anaknya.

Sosok ibu yang cerdas itu bukan hanya cerdas secara nilai-nilai akademis, namun juga diharapkan cerdas secara emosi, akhlak dan spiritual. Karena seorang ibu bukan hanya menghadirkan anak-anak yang cerdas saja, melainkan melahirkan anak-anak yang optimal dari berbagai segi: biofisik, psikososial, kultural dan ruhiyah.

Untuk menjadi ibu yang cerdas, diperlukan ilmu pengetahuan dan keterampilan. Selain dorongan dari ibu itu sendiri dan keluarga, peran pemerintah atau negara dalam memfasilitasinya sangat diperlukan, karena generasi yang berkualitas akan menjadi ujung tombak suatu negara. Tidak sedikit tokoh yang sukses karena peran seorang ibu yang cerdas di belakangnya.  Mungkin nama para ibu ini tidak pernah tercatat dalam sejarah. Namun anak-anak mereka tercatat dengan tinta emas.  Dan itu cukup menjadi bukti eksistensi ibu.

Dalam hal ini, pemerintah memiliki tugas penting, yaitu menjamin agar ibu bisa menjalankan peran keibuannya dengan sempurna.  Bukan malah mendorong ibu untuk bekerja ke luar negeri dengan memberikan julukan pahlawan devisa.  Itu sama artinya negara ini tengah menjual masa depannya.

Tugas negara pula untuk menjamin pendidikan para ibu. Pendidikan dengan kurikulum yang tepat.  Agar para ibu tidak hanya menjadikan materi sebagai orientasi hidupnya.  Namun sesungguhnya, ibu punya tanggung jawab besar di pundaknya untuk masa depan bangsa.  Maka, memang tidak salah kalau dikatakan perempuan adalah tiang negara.  Bila tiang itu roboh, maka tunggulah waktu keruntuhan negara tersebut.

Bila harus menuliskan bagaimana kasih sayang ibu tercurah, mungkin perlu berjuta-juta kalimat. Itu sebabnya seluruh negara di dunia memiliki tanggal masing-masing untuk memperingati Hari Ibu. Namun, tidak perlu menunggu Hari Ibu untuk menyatakan rasa sayang pada ibu kita. Tidak perlu menunggu Hari Ibu tiba untuk memberi beliau hadiah. Tidak perlu menunggu Hari Ibu untuk merayakan Hari Ibu, karena setiap hari kita sudah merayakannya dengan mendo’akannya (yang merupakan sebuah kado indah untuk ibu kita).
Dan, tidak perlu menunggu hari Ibu tiba, untuk sekedar mengucapkan ‘I Love u, Mom...’

Thursday, November 24, 2011

Bagaimana Karakteristik Kader Dakwah

Bagaimana Karakteristik Kader Dakwah

Sekretaris Kaderisasi KAMMI Unila 2011


 “Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan (dakwah), menyuruh berbuat yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS.3:104 )


Kader adalah aset termahal bagi sebuah gerakan dakwah (atau organisasi apapun). Setiap organisasi, jama’ah, suatu perkumpulan atau suatu komunitas tidak bisa lepas dari yang namanya kader. Tidak bisa disebut jamaah atau komunitas jika hanya ada seorang pimpinan tanpa ada pengikut (kader). Sebagus apapun seorang pimpinan, jika ia tidak memiliki kader-kader yang handal dan militan, maka lambat laun akan menjadi orang yang kalah. Pun dengan gerakan dakwah, dia harus memiliki kader yang solid, yang bisa diandalkan dan teruji militansinya, tidak mudah goyah dan luntur idealismenya hanya karena remeh temeh permasalahan hidup. Jika suatu jamaah atau organisasi memiliki kader-kader yang berkualitas, maka ia akan menjadi jamaah yang solid dan mampu membangun eksistensinya di tengah-tengah masyarakat dan mampu berperan aktif dalam rangka mewujudkan kesejahteraan dan kemashlahatan ummat.

Jika kita bertanya, bagaimanakah kader dakwah sesungguhnya? Maka jawabannya adalah dia harus beriman kepada Allah SWT serta beriman kepada Rasulallah SAW, dengan membenarkan apa-apa yang dibawanya tanpa keraguan sedikitpun dan meninggalkan apa-apa yang dilarangnya.

Kader dakwah adalah da’i yang siap untuk menghadapi apapun kemungkinan rintangan dan cobaan yang Alloh timpakan kepadanya. Rasulallah adalah uswah da’i yang tak pernah surut dan lelah dalam mengemban amanah-amanah Alloh dalam keadaan suka maupun duka. Kader dakwah merupakan harapan ummat yang siap melanjutkan perjuangan sampai waktu bertemu dengan Robb-nya. Setiap amal yang dilakukan akan menjadi saksi sejarah dakwah. Amal jama’i, berprasangka baik, sunguh-sunguh dalam beramal di antara kader merupakan sumber kekuatan utama dalam menatap keberhasilan. Ia juga harus mempunyai sikap yang jelas, tidak ambigu apalagi hipokrit (munafik). Sikapnya tegas dan pasti terhadap kekafiran dan kebathilan, lakum diinukum wa liya diin. Apa-apa yang dihalalkan oleh Alloh, ia halalkan, dan mengharamkan apa-apa yang telah diharamkan oleh Nya.

Seorang kader dakwah dituntut untuk militan (militansi)! Karena ia mengusung misi untuk menolong agama Alloh di muka bumi ini. Konsisten dalam dakwah, itulah yang disebut militansi. Militansi menghimpun semua kecerdasan dan keterampilan intelektual. Mental dan spirit adalah elemen penyusunnya. Kesetiaan memenuhi seruan dakwah indikasi sikap militan kader. Sikap ini membuat mereka stand by menjalankan tugas yang terpikul di pundaknya. Mereka pun dapat menunaikan tugas dengan sebaik-baiknya. Bila ditugaskan sebagai prajurit terdepan dengan segala akibat yang akan dihadapinya, ia senantiasa berada pada posnya tanpa ingin meninggalkannya sekejap pun. Atau bila ditempatkan pada bagian belakang maka ia pun akan berada pada tempatnya tanpa berpindah-pindah.


Jika suatu jamaah sudah dipenuhi kader-kader dengan karakteristik yang mengagumkan, maka jamaah tersebut akan menjadi jamaah yang terbaik di antara jamaah-jamaah manapun. Sebagaimana jamaah Rasul dan para shahabatnya yang beliau definisikan sebagai sebaik-baik jamaah, sebaik-baik zaman.
“Sebaik-baik zaman adalah zamanku, kemudian yang sesudahnya (Tabi’in), kemudian yang sesudahnya (Tabi’ut Tabi’in).”

Seorang kader haruslah menjadi pisau belati yang selalu tajam, bak kesabaran yang tak pernah padam, tuk arungi dakwah ini jalan panjang. Inilah keyakinan yang lama dijalani dalam setiap langkah hidup para da’i, yang tidak ingin berpisah dengan jalan dakwah ini walaupun sesaat.
Mari bersama perkokoh barisan dan hancurkan kebathilan, dengan terus memperbaiki kualitas diri sebagai kader dakwah! Selamat berjuang sampai Alloh memberikan syurga yang penuh harapan.


*tulisan lama,, simple, moga manfaat ^^
di Rumah Peradaban..

Friday, November 4, 2011

Susunan Acara Dauroh Marhalah 1 KAMMI UNILA (18-20 November 2011)

“Membangun Karakter Kepemimpinan Muslim Negarawan

 Jum’at, 18 November 2011 
16.00 – 17.00       Registrasi peserta
17.00 – 18.00       Pembukaan
18.00 – 19.30       Shomais (shalat, Makan & istirahat)
20.00 – 22.00       Stadium General:  “Membentuk karakter kepahlawanan Islam
22.00 – 23.00       Sosialisasi  Tata Tertib & Penugasan
23.00 – 03.30       Istirahat


Sabtu, 19 November 2011
03.30 – 04.30       Qiyamul lail dan muhasabah
04.30 – 05.30       Sholat subuh, al ma’tsurat dan kultum
05.30 – 06.30       Riyadhoh
06.30 – 07.30       Bersih-bersih, Shomais (shalat, Makan & istirahat)
07.30 – 08.00       Pengondisian peserta
08.00 – 10.00       Materi I ”Syahadatain sebagai Titik Tolak Perubahan”
10.00 – 10.15       Pengkondisian peserta
10.15 –12.15        Materi II ”Syumuliatul Islam”
12.15 – 13.00       Shomais (shalat, Makan & istirahat)
13.00– 15.00        Materi III  ”Problematika Ummat Kontemporer”
15.00 – 16.00       Isho
16.00 – 18.00       Materi IV  ”Pemuda dan Perubahan Sosial ”
18.00 – 20.00       Shomais (shalat, Makan & istirahat), Pengkondisian peserta
20.00 – 22.00       Materi V  ”Visi, Misi, Prinsip Gerakan KAMMI”
22.00 – 23.00       Pengkondisian + Evaluasi peserta
23.00 – 03.30       Istirahat


Ahad, 20 November 2011
03.30 – 04.30       Qiyamul lail dan muhasabah
04.30 – 05.30       Sholat subuh, al ma’tsurat dan kultum
05.30 – 06.30       Riyadhoh
06.30 – 07.30       Bersih-bersih, Shomais (shalat, Makan & istirahat)
07.30 – 08.00       Pengondisian peserta
08.00 – 11.00       FGD
11.00 – 12.15       Materi VI ”Management Aksi ”
12.15 – 13.00       ShoMaIs
13.00 –15.00        ”Simulasi  Aksi”
15.00 – 16.00       Isho
16.00 – 17.30       Pelantikan Peserta +  Penutupan
17.30…                 sayonara…


Keterangan:


 @ Semua peserta dauroh wajib memenuhi tata tertib sbb:
  • Peserta telah terlebih dahulu mengikuti Pra Dauroh Marhalah (Pra-DM)
  • Peserta menggunakan pakaian rapi dan formal:
Ikhwan : Memakai baju berkerah, celana panjang dan bersepatu
Akhwat : Memakai rok, baju panjang, jilbab segi-4 dan bersepatu
  • Tata tertib selanjutnya akan disepakati di forum


@ Amunisi yang dibawa:
  • Perangkat shalat
  • Al Qur’an dan Al Ma’tsurat
  • Peralatan Tulis
  • Peralatan mandi & pakaian ganti
  • Obat-obatan pribadi


@ Tugas baca dan merangkum (tulis tangan di kertas polio {minimal 2 lembar} pilih salah satu buku):
1)    Model Manusia Muslim Abad 21 (karya Anis Matta)
2)    Komitmen Muslim Terhadap Harakah (karya Fathi Yakan)


@ Tugas Hafalan (dengan artinya juga):
  • QS. Almaidah: 54
  • QS. Al Baqarah: 120


@ Kontribusi  RP. 20.000.


**Target Ruhiyah Peserta selama DM1 KAMMILA**

Shalat berjama’ah       : 5x / hari
Shalat Duha                : Setiap hari
Shalat Rawatib           : 3x / hari
Qiyamul Lail                : Setiap malam
Tilawah Qur’an           : ½ juz / hari
Al Ma’tsurat                : 2x / hari
Riyadhoh                    : setiap hari


CP Panitia:
085769645283  (Usep)
085669906691 (Firda)


...Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami Tambahkan kepada mereka petunjuk. Dan Kami telah meneguhkan hati mereka di waktu mereka berdiri lalu mereka berkata, ‘Tuhan kami adalah Tuhan langit dan bumi; Kami sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain Dia, sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perbuatan yang amat jauh dari kebenaran.”
(Al-Kahfi : 13-14)

Saturday, October 29, 2011

Sampaikan Empat Tuntutan

EMPAT puluh massa yang tergabung dalam Kesatuan Akasi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Lampung menggelar aksi demonstrasi di Tugu Adipura Bandarlampung. Mereka menyampaikan empat tuntutan dalam aksi kemarin.

Pertama, pemerintah harus melakukan supervisi fungsi KPK dalam pemberantasan dan pencegahan tindakan korupsi.
Kedua, pemerintah harus melakukan reformasi birokrasi terbuka dan akuntabel, bukan hanya retorika belaka.
Ketiga, pemerintah harus menyelesaikan permasalahan PT Freeport yang telah menzalimi sebagian rakyat.
Terakhir, jika sampai 10 November 2011 belum dapat memberikan progres kerja atas problem bangsa, SBY-Boediono agar mundur dari jabatannya sebagai presiden-wakil presiden RI. (hyt/ana/nur/c2/rim)

dipublikasikan di : radarlampung
http://www.radarlampung.co.id/read/bandarlampung/43090-sampaikan-empat-tuntutan#.Tqz43yzPf8A.facebook


 Galerry Aksi Sumpah Pemuda














Monday, October 10, 2011

Pengkajian Penyelenggaraan Bidik Misi di Unila

Bidik Misi Dalam Tanda Tanya

By Candra Cahyani Gani 



Pemerintah melalui Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan Nasional pada tahun 2010 meluncurkan program Bidik Misi untuk memberikan bantuan biaya penyelenggaraan pendidikan dan bantuan biaya hidup kepada 20.000 mahasiswa yang memiliki potensi akademik memadai dan kurang mampu secara ekonomi di 104 perguruan tinggi penyelenggara. Pada tahun 2011 program ini kembali menerima 20.000 calon mahasiswa pada 117 perguruan tinggi penyelenggara. Universitas Lampung sebagai satu-satunya perguruan tinggi di Provinsi Lampung menjadi salah satu universitas penyelenggara  Bidik Misi sekaligus pelaksana amanat konstitusi Pasal 31 (1) UUD 1945 bahwa tiap-tiap warga Negara berhak memperoleh pengajaran.  Oleh karena itu Universitas Lampung harus memenuhi prinsip 3T (tepat sasaran, tepat jumlah, dan tepat waktu).

Transparansi anggaran

Pada pedoman pelaksanaan bidik misi, poin C Ketentuan Khusus terkait penggunaan dana, dijelaskan bahwa biaya hidup yang diserahkan kepada mahasiswa sekurang-kurangnya sebesar Rp. 600.000,00 per bulan yang ditentukan berdasarkan indeks harga kemahalan daerah lokasi PTP. Sementara bantuan biaya penyelenggaraan pendidikan yang dikelola PTP sebanyak-banyaknya Rp. 2.400.000,00 per semester per siswa. Ini berarti sesuai dengan  poin D ketentuan Umum bahwa harga satuan bantuan biaya pendidikan tahun 2011 adalah sebesar Rp. 6.000.000,00. Penerima Bidik Misi angkatan 2010 Universitas Lampung dikenakan potongan sebesar Rp. 550.000,00 dengan alasan untuk biaya pelatihan, dll yang kemudian belum ada transparansi dari pihak universitas lampung terkait pembelajaan pemotongan dana tersebut hingga sekarang. 

Keunikan juga terjadi pada pengelolaan bidik misi angkatan 2011 dimana setiap penerima bidik misi diwajibkan untuk tinggal di rusunawa, dengan dalih menjaga stabilitas prestasi mahasiswa. Jika memang hal itu menjadi alasan utama, masa mukim di rusunnawa yang hanya satu tahun tidak mampu menjamin seluruhnya, karena ada sisa mukim sepanjang 3 tahun yang diluar control rusunawa. Dan pada persyaratan bidik misi juga sudah jelas dan tegas bahwa penurunan prestasi bisa berakibat pada pemberhentian beasiswa, artinya setiap mahasiswa sudah memahami setiap konsekuensi yang harus ditanggung.

Rusunawa dan Perputaran Uang

Pembelanjaan dana bidik misi tahun 2010 diserahkan kepada setiap mahasiswa, namun tahun 2011 ini putaran dana sudah disiapkan oleh suatu sistim baru untuk berputar pada kas universitas lampung. Setiap mahasiswa diwajibkan untuk tinggal di rusunawa yang pada awalnya satu kamar dihuni oleh 2 orang @ membayar Rp. 1.500.000,00 kini dihuni oleh 4 orang @ Rp. 1.500.000,00. Artinya setiap kamar yang pada awalnya berharga Rp. 3.000.000,00 meningkat menjadi Rp 6.000.000,00.   Begitu juga aturan yang sudah didesain sedemikian rupa seperti pelarangan untuk membawa alat elektronik seperti setrika,dll. Setiap mahasiswa dibahasakan bahwa mereka tidak wajib laundry, namun tidak boleh membawa alat elektronik, apa jadinya ?? begitu juga dengan masalah catring makanan yang bersifat sunah namun dilapangan memaksa. Apakah semua itu demi dalih kenyamanan pembelajaran atau hanya suapaya ada perputaran uang pada  Universitas Lampung?  

Quota Sisa

Penyeleksian Bidik Misi Universitas lampung dilaksanakan dalam 3 gelombang, gelombang 1 melalui SNMPTN Undangan, gelombang 2 setelah penerimaan mahasiswa baru, dan gelombang 3 paska orientasi mahasiswa baru. Pertanyaan yang muncul adalah mengapa harus ada kuota sisa yang menyebabkan penerimaan paska masa orientasi ? hal ini membuka peluang “tawar menawar” antara birokrat dengan penerima beasiswa yang lebih besar dan mengakibatkan “tidak tepat” sasaran dalam penyaluran beasiswa bidik misi. 

Dimana program yang digelontorkan dalam rangka seratus hari kerja mendiknas ini harus dikawal dengan baik sesuai dengan amanat konstitusi 1945, UU Sisdiknas No 20 thn 2003, PP 48 tahun 2008 ttg pendanaan pendidikan, PP 66 ttg perubahan atas peraturan pemerintah ttg pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan, Program Kabinet  Indonesia II, permen no 34 thn 2006 ttg penghargaan bagi siswa berprestasi, permen no. 34 tahun 2010 ttg pola penerimaan mahasiswa baru program sarjana pd perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh pemerintah, permen no 30 thn 2010 ttg pemberian bantuan biaya pendidikan kepada peserta didik yang orang tua/walinya tidak mampu membiayai pendidikan. Tetap Kritis untuk Unila yang Lebih Baik…!! 

Sunday, October 9, 2011

Panitia Dauroh Marhalah 1 KAMMI UNILA 4-6 November 2011

@ Presidium Pelaksana
Ketua               Usep Suhendar    FKIP ‘08
Sekretaris        Firda Aziza            FMIPA ‘08
Bendahara        Esy Octa Utami      FKIP ‘10

SC.:     Rusli Haikal     FKIP  '07
           Basrin              FE ‘07
           Serly Susanti   FKIP ‘08


@ Sie Acara
Co.: Satria Rachmadani  FISIP ‘08

Ahmad Sulaiman    FKIP ‘07
Zahrah Meliana      FKIP’10
Komala Sari           FE ‘09
Mita Rusmiati         FE ‘10
Kartika Sari           FE ‘09
Eli Ulfa Sari           FE ‘09
Nurjayanti             FKIP ‘08
Istika Sandra S.     FKIP ‘07

SC.:     Waskito Are    FE ‘07
            Sufiroh            FKIP ‘07


@Sie HumPubDekDok
Co.:  M. Agus Sholeh     FMIPA ‘08

Wahid Priyono         FKIP ‘09
Adi Suripto              FKIP ‘09
Samai F.                 FKIP ‘08
Ratna Wulan          FKIP ‘08
Dewi Fatimah         FKIP ‘09
Rasidah Nurul        FKIP ‘09
Metalia Sari            FKIP ‘10
Esy Andriani          FISIP ‘10

SC.:     Mubarok Dinata    FE ‘07
            Vina Nurviana      FKIP ‘08



 @Sie Perlengkapan
Co.:  Ari Setiawan                 FP ‘09

Yoga Pratama               FKIP ‘09
Nurhalimah                  FKIP ‘09
Nurul Chusna               FISIP ‘09
Fitri Oki L.                     FISIP ‘10
Putri Ayu                      FKIP ‘09
Aroma Harum              FK ‘09

SC.: Asis Budi Santoso    FKIP ‘07
       Candra Cahyani        FKIP ‘10       


@Sie K3 (kedisiplinan, kesehatan, & kebersihan)
Co.: Wajid Husni          FH ‘08

M. Sudirman    
Tri Gustiani                   FT ‘09
Nurhabibah                  FP ‘09
Ghesika Tiandra            FP ‘07
Hanif Mutiara                FKIP ‘08
Nurul Hidayati               FE ‘09

SC.:    Azzam Syahroni      FKIP ‘08
          Septi Arifiana Sari   FE ‘08


@Sie Konsumsi
Co.: Bayu Pramono      FISIP ‘09

Mahfud Hudori              FMIPA ‘07
Rita Zahara                   FMIPA ‘08
Dian Utami                   FKIP ‘07
Susmi Rahayu              FKIP ‘10
Ratih Novitasari            FISIP ‘09
Wiwin Alwiningsih         FKIP ‘09
Mita Pratiwi                   FKIP ‘09

SC.:  Rahmat Nurudin     FKIP ‘07
         Martini                    FKIP ‘09


Job Description Kepanitiaan:

SC.:  All PH & AB 2
Diperkenankan memberikan arahan/ saran/ bantuan, baik konsep maupun teknis  kepada team pelaksana (sie apa pun). Agar menghubungi panitia tanpa menunggu dihubungi.


Presidium Pelaksana.:

@Ketua
  • Bertanggungjawab atas lancarnya seluruh rangkaian acara
  • Men-cek kerja di setiap sie kepanitiaan


@Bendahara
  • Bertanggungjawab atas keamanan keuangan
  • Merapikan data alur pemasukan & pengeluaran dana dengan jelas
  • Men-cek kebutuhan dana di setiap sie kepanitiaan
  • Menganggarkan pengeluaran dana secara hemat dan efisien 


@ Sekretaris
  • Bertanggungjawab terhadap surat-menyurat
  • Menyiapkan administrasi acara (ex. Daftar hadir, CV Pemateri, Lembar Observer, dll.)
  • Mengarsipkan dokumen acara


@ Koordinator.:
  • Bertanggungjawab atas setiap pekerjaan yang diamanahkan di sie-nya.
  • Me-mobile anggota dalam team / sie-nya
  • Membagi amanah kerja team dengan adil


@ Sie Acara.:
  • Bertanggungjawab menyusun&menjalankan rangkaian acara dengan tertib
  • Menyiapkan materi, pemateri, dan petugas-petugas acara
  • Mengondisikan peserta


@ Sie HumPubDekDok.:
  • Bertanggungjawab dalam mem-booming-kan acara ke seluruh penjuru
  • Mengakomodasi pemateri & peserta menuju tempat acara
  • Mendekorasi & men-setting tempat acara senyaman mungkin
  • Mendokumentasikan seluruh kegiatan acara


@ Sie Perlengkapan.:
  • Bertanggungjawab atas lengkapnya amunisi yang dibutuhkan selama acara
  • Menjaga keamanan, dan baiknya peralatan yang dipakai
  • Menyiapkan tempat acara


@ Sie Konsumsi.:
  • Bertanggungjawab atas kebutuhan makan&minum pemateri, Peserta, dan panitia yang halal dan toyyib
  • Mengatur alur / jadwal distribusi konsumsi dengan baik


@ Sie K3
  • Bertanggungjawab atas kedisiplinan, kesehatan, & kebersihan
  • Men-cek kondisi kesehatan peserta dan panitia
  • Men-cek mutaba’ah peserta dan panitia
  • Membuat tata terib dan menjalankannya, serta memberi iqob bagi yang melanggar.


CP: O85276576539 / 085658942428 / 085768543018


Sesungguhnya Alloh Membeli dari orang-orang Mukmin, baik diri maupun harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka...” (QS. At Taubah:111)

Saturday, October 8, 2011

Rangkuman Simpul Intelegensia KAMMI Komisariat Unila Part IV


Pemerintah melalui Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan Nasional pada tahun 2010 meluncurkan program Bidik Misi untuk memberikan bantuan biaya penyelenggaraan pendidikan dan bantuan biaya hidup kepada 20.000 mahasiswa yang memiliki potensi akademik memadai dan kurang mampu secara ekonomi di 104 perguruan tinggi penyelenggara. Pada tahun 2011 program ini kembali menerima 20.000 calon mahasiswa pada 117 perguruan tinggi penyelenggara. Universitas Lampung sebagai satu-satunya perguruan tinggi di Provinsi Lampung menjadi salah satu universitas penyelenggara  Bidik Misi sekaligus pelaksana amanat konstitusi Pasal 31 (1) UUD 1945 bahwa tiap-tiap warga Negara berhak memperoleh pengajaran.  Oleh karena itu Universitas Lampung harus memenuhi prinsip 3T (tepat sasaran, tepat jumlah, dan tepat waktu).

Transparansi anggaran

Pada pedoman pelaksanaan bidik misi, poin C Ketentuan Khusus terkait penggunaan dana, dijelaskan bahwa biaya hidup yang diserahkan kepada mahasiswa sekurang-kurangnya sebesar Rp. 600.000,00 per bulan yang ditentukan berdasarkan indeks harga kemahalan daerah lokasi PTP. Sementara bantuan biaya penyelenggaraan pendidikan yang dikelola PTP sebanyak-banyaknya Rp. 2.400.000,00 per semester per siswa. Ini berarti sesuai dengan  poin D ketentuan Umum bahwa harga satuan bantuan biaya pendidikan tahun 2011 adalah sebesar Rp. 6.000.000,00. Penerima Bidik Misi angkatan 2010 Universitas Lampung dikenakan potongan sebesar Rp. 550.000,00 dengan alasan untuk biaya pelatihan, dll yang kemudian belum ada transparansi dari pihak universitas lampung terkait pembelajaan pemotongan dana tersebut hingga sekarang. Keunikan juga terjadi pada pengelolaan bidik misi angkatan 2011 dimana setiap penerima bidik misi diwajibkan untuk tinggal di rusunawa, dengan dalih menjaga stabilitas prestasi mahasiswa. Jika memang hal itu menjadi alasan utama, masa mukim di rusunnawa yang hanya satu tahun tidak mampu menjamin seluruhnya, karena ada sisa mukim sepanjang 3 tahun yang diluar control rusunawa. Dan pada persyaratan bidik misi juga sudah jelas dan tegas bahwa penurunan prestasi bisa berakibat pada pemberhentian beasiswa, artinya setiap mahasiswa sudah memahami setiap konsekuensi yang harus ditanggung.

Rusunawa dan Perputaran Uang

Pembelanjaan dana bidik misi tahun 2010 diserahkan kepada setiap mahasiswa, namun tahun 2011 ini putaran dana sudah disiapkan oleh suatu sistim baru untuk berputar pada kas universitas lampung. Setiap mahasiswa diwajibkan untuk tinggal di rusunawa yang pada awalnya satu kamar dihuni oleh 2 orang @ membayar Rp. 1.500.000,00 kini dihuni oleh 4 orang @ Rp. 1.500.000,00. Artinya setiap kamar yang pada awalnya berharga Rp. 3.000.000,00 meningkat menjadi Rp 6.000.000,00.   Begitu juga aturan yang sudah didesain sedemikian rupa seperti pelarangan untuk membawa alat elektronik seperti setrika,dll. Setiap mahasiswa dibahasakan bahwa mereka tidak wajib laundry, namun tidak boleh membawa alat elektronik, apa jadinya ?? begitu juga dengan masalah catring makanan yang bersifat sunah namun dilapangan memaksa. Apakah semua itu demi dalih kenyamanan pembelajaran atau hanya suapaya ada perputaran uang pada  Universitas Lampung?

Quota Sisa

Penyeleksian Bidik Misi Universitas lampung dilaksanakan dalam 3 gelombang, gelombang 1 melalui SNMPTN Undangan, gelombang 2 setelah penerimaan mahasiswa baru, dan gelombang 3 paska orientasi mahasiswa baru. Pertanyaan yang muncul adalah mengapa harus ada kuota sisa yang menyebabkan penerimaan paska masa orientasi ? hal ini membuka peluang “tawar menawar” antara birokrat dengan penerima beasiswa yang lebih besar dan mengakibatkan “tidak tepat” sasaran dalam penyaluran beasiswa bidik misi.

Dimana program yang digelontorkan dalam rangka seratus hari kerja mendiknas ini harus dikawal dengan baik sesuai dengan amanat konstitusi 1945, UU Sisdiknas No 20 thn 2003, PP 48 tahun 2008 ttg pendanaan pendidikan, PP 66 ttg perubahan atas peraturan pemerintah ttg pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan, Program Kabinet  Indonesia II, permen no 34 thn 2006 ttg penghargaan bagi siswa berprestasi, permen no. 34 tahun 2010 ttg pola penerimaan mahasiswa baru program sarjana pd perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh pemerintah, permen no 30 thn 2010 ttg pemberian bantuan biaya pendidikan kepada peserta didik yang orang tua/walinya tidak mampu membiayai pendidikan. Tetap Kritis untuk Unila yang Lebih Baik…!!

8 Okt 2011
Didepan gedung Teknik Mesin (Asis, Sefrizal, Candra, Dian, tiga orang penerima bidik misi angkatan 2010)

Friday, October 7, 2011

Rangkuman Simpul Intelegensia KAMMI Komisariat Unila Part III


Roadmap Gerakan Internal
Agenda
Oktober
November
Desember

1
Diskusi isu-isu strategis sesama kader














2
Diskusi dengan teman2 rusunawa














3
Propaganda  Isu Rusunawa














4
Propaganda Isu Rumah Sakit Pendidikan dan KKN














5
Training Manajemen Aksi














6
Diskusi: Akuntabilitas Kampus














7
KunjungankeLampost, Radar, Tribun, RRI, dll














8
Training AdvokasiAnggaran














9
Training JurnalismeInvestigatif














10
Festival Film SumpahPemuda (Menguak peran perguruan  Tinggi)














11
Diskusi : Rumah Sakit Pendidikan














12
Diskusi : KKN














13
Sebar Pamflet Mempertanyakan Akuntabilitas Kampus














14
Kunjungan ke pihak-pihak pendukung














15
Aksi Akuntabilitas Kampus














16
Diskusi : Lembaga Audit Mahasiswa















17
Propaganda Lembaga Audit Mahasiswa














18
Kunjungan media, tokoh, elemen gerakan, memplurkan lembaga audit mahasiswa














19
Aksi goalkan lembaga audit Mahasiswa















Membangun Integrasi  Gerakan dan Kajian

Ada dua focus kerja yang dibagi, temen2 humas membangun integrasi gerakan dan deal gerakan dengan pihak2 strategis, temen-temen kajian melakukan propaganda, menerbitkan gagasan baru dan meriset permasalahan yang ada bersama teman2 riset.


7 Okt 2011
Digazebo Fakultas Pertanian (Asis, Dian, Putri, Candra, Nurul)

Wednesday, October 5, 2011

Rangkuman Simpul Intelegensia KAMMI Komisariat Unila Part II



Peran Lembaga Audit Mahasiswa Terhadap Kemerdekaan Gerakan Mahasiswa di Kampus Hijau

Berbicara mengenai audit, kita mengenal banyak sekali lembaga audit seperti BPK, Lembaga Informasi Publik daerah, dll. Lalu bagaimana dengan lembaga audit mahasiswa? Apakah semua mahasiswa bisa melakukan audit. Tentu tidak….

Pada pelaksanaannya nanti, kita membutuhkan mahasiswa ekonomi atau dosen terkait yang memang memiliki keilmuan pada bidangnya. Lalu apa pentingnya lembaga audit mahasiswa ? Apa bedanya dgn BPK ?
  1. Sebagai sarana pembelajaran
Kunci permasalahan universitas lampung pada hari ini tidak jauh dari transparansi, permasalahan beasiswa, dana pembangunan, APBN, APBD, SPP, dll. Maslah fasilitas yang belum tercover dengan baik, dll. Semua itu bermuara pada satu hal, yaitu pendanaan yang belum terkontrol dengan baik. Sementara sejauh ini, peran mahasiswa, baik melalui Badan Eksekutif Mahasiswa maupun gerakan eksternal belum begitu massive dalam melakukan usaha-usaha pensejahteraan mahasiswa. Lembaga audit ini nantinya mampu menjadi control social bagi pihak birokrat sekaligus sarana pembelajaran gerakan mahasiswa di kampus hijau. Mahasiswa memiliki roda gerakan yang bebas intervensi.
  1. Meningkatkan akuntabilitas universitas Lampung.
 Ketika mahasiswa memiliki roda gerakan yang bebas intervensi, maka pihak birokrat universitas lampung tidak akan mampu lagi bertindak sewenang-wenang. Akibatnya kualitas pelayanan pendidikan universita lampung akan meningkat, ,meningkatnya kualitas layanan juga akan memicu peningkatan kualitas pendidikan. Meningkatnya kualitas pendidikan universitas lampung berarti meningkatkan SDM masyarakat lampung. Meningkatkan SDM masyarakat lampung berarti meningkatkan kesejahteraan Lampung…. Subhanallah ya…. Sesuatu….. mewujudkan tri darma perguruan tinggi.

Pemerintahan mahasiswa adalah pemerintahan dari, oleh, dan untuk mahasiswa, sesuai dengan UU. Namun hari ini gerakan mahasiswa  dijinakkan oleh birokrat.,  saatnya kita bangkit dan bicara !! Hidup mahasiswa…!!! Hidup Rakyat!!

Prinsip Bola Salju

Satu jargon lama yang saya dapatkan dari suatu organisasi adalah “tandang ke gelanggang walau seorang” begitu juga prinsip sebuah gerakan. Aksi sejuta umat yang digelar d gedung DPR MPR pada tahun 1998 berawal dari generasi Jalaludin Rahmat yang hanya beberapa gelintir orang. Itulah prinsip bola salju. Terus bergerak, dan biarkan banyak orang menawarkan diri untuk bergabung dan kita siap menjadi besar. Untuk meraih sebuah bola salju yang besar diperlukan sebuah roadmap gerakan.


5 Okt 2011
Dijalanan Masuk Fakultas Ekonomi, diskusi antara : (Asis, Sefrizal, Ely, Zahra, Candra dan Putri)

Tegar di Jalan Dakwah ; Bekal Kader Dakwah di Mihwar Daulah

Problematika Internal Aktivis Dakwah



Pembahasan problematika internal lebih didahulukan dari pada pembahasan problematika eksternal karena problem terberat bagi semua jamaah dakwah adalah kendala internal. Ketika problematika internal sudah diselesaikan/dikelola dengan baik, maka amanah dakwah lebih mudah ditunaikan dan problematika eksternal lebih mudah diselesaikan.

Problematika internal yang sering dijumpai dalam jamaah dakwah adalah gejolak kejiwaan, ketidakseimbangan aktivitas, latar belakang dan masa lalu, penyesuaian diri, dan friksi internal.

Gejolak kejiwaan sebenarnya merupakan persoalan yang dimiliki oleh semua manusia biasa. Dan yang perlu disadari adalah para aktivis dakwah juga manusia biasa. Gejolak ini tidak bisa dimatikan sama sekali, tetapi perlu dikelola dengan baik agar tidak merugikan dakwah dan aktivis dakwah.

Di antara gejolak kejiwaan itu adalah: Pertama, gejolak syahwat. Banyak orang yang terpeleset oleh gejolak ketertarikan pada lawan jenis ini. Bagi mereka yang belum menikah, gejolak ini biasanya lebih besar dan lebih berpeluang “menggoda.” Kedua, gejolak amarah. Seperti kisah Khalid saat menghadapi Jahdam dan pemuka bani Jazimah, gejolak amarah ini bisa berakibat fatal termasuk bagi citra dakwah, hubungan antar aktivis dakwah, dan terjadinya fitnah di antara kaum muslimin. Ketiga, gejolak heroisme. Semangat heroisme memang bagus dan sangat perlu, tetapi ketika sudah tidak proporsional ia akan mendatangkan sikap ekstrem yang berbahaya bagi kemaslahatan dakwah dan umat. Kasus pembunuhan terhadap Nuhaik yang dilakukan Usamah bin Zaid adalah contohnya. Keempat, gejolak kecemburuan. Seperti kecemburuan Anshar pada para mualaf yang mendapatkan hampir semua ghanimah perang Hunain, sikap ini bisa berefek pada melemahnya soliditas internal jamaah. Meskipun yang dicemburui oleh Anshar sebenarnya adalah perhatian Rasulullah dan bukan materi ghanimah-nya, gejolak ini segera diselesaikan Rasulullah karena jika dibiarkan bisa berdampak negatif.


Ketidakseimbangan aktivitas juga menimbulkan problematika tersendiri. Ketidakseimbangan antara aktivitas ruhaniyah dengan aktivitas lapangan, ketidakseimbangan antara dakwah di dalam dengan di luar rumah tangga, ketidakseimbangan antara aktivitas pribadi dengan organisasi, ketidakseimbangan antara amal tarbawi dengan amal siyasi, ketidakseimbangan antara perhatian terhadap aspek kualitas dengan kuantitas SDM; semuanya bisa berakibat negatif. Tawazun atau keseimbangan yang merupakan asas kehidupan, juga harus dipraktekkan dalam kehidupan berjamaah dan oleh semua aktivis dakwah.

Latar belakang dan masa lalu aktivis yang buruk bisa pula menjadi problematika internal dakwah jika tidak dilakukan langkah-langkah solutif. Latar belakang keagamaan keluarga, misalnya. Ia bisa berbentuk lemahnya tsaqafah Islam, tekanan keluarga yang menentang aktivitas dakwah, dan kerancuan dalam orientasi kehidupan. Sedangkan masa lalu yang “jahiliyah” bisa membawa dampak yang kurang menguntungkan bagi kredibilitas sang aktivis dakwah. Solusi atas problem ini terangkum dalam kata “mujahadah.” Bagaimana seorang aktivis melakukan muhasabah, menyadari kelemahannya dan melakukan perbaikan diri. Masa lalu memang tidak bisa diubah, tetapi pengaruhnya bisa dikendalikan.


Problematika internal yang keempat adalah penyesuaian diri. Yakni penyesuaian diri terhadap karakteristik pendekatan dan sikap dakwah yang melekat pada masing-masing marhalah dan orbit dakwah. Sebagaimana corak dakwah yang berbeda antara fase Makkiyah dan Madaniyah, bahkan masa sirriyah dan jahriyah pada fase Makkah yang juga berbeda, dakwah saat ini juga mengalami hal yang sama; ada tahap-tahapnya. Antara mihwar tanzhimi yang berkonsentrasi pada konsolidasi internal dan mihwar muassasi yang konsen pada perjuangan politik membuat beberapa kader dakwah tidak mampu menyesuaikan diri. Hambatannya bisa karena sifat “kelambanan” kemanusiaan, kecenderungan jiwa, keterbatasan dan perbedaan tsaqafah, sampai keterbatasan kapasitas. Untuk mengatasi problem ini dibutuhkan peran kelembagaan dakwah. Jamaah dakwah perlu melakukan persiapan perubahan fase dakwah, mensosialisasikan cara pandang yang disepakati tentang batas-batas pengembangan dakwah sehingga jelas mana yang termasuk pengembangan (tathwir) dan mana yang termasuk penyimpangan (inhiraf). Jamaah dakwah juga harus mendefinisikan mana yang asholah dan tsawabit, serta mana yang mutaghayyirat.

Problem internal kelima adalah friksi internal. Friksi ini bisa timbul dari lingkungan yang kecil seperti intern sebuah lembaga dakwah, atau antar lembaga, atau antar personal pendukung dakwah. Banyak gerakan dakwah yang harus tutup usia dan kini tinggal nama karena problematika ini. Friksi dalam sejarah dakwah memberi beberapa pelajaran penting bagi kita: bahwa friksi merupakan indikasi kelemahan proses tarbiyah, friksi menandakan adanya kelemahan dalam penjagaan diri para aktivis dakwah, restrukturiasi dakwah tepat dilakukan terhadap orang-orang yang telah memahami karakter dakwah itu sendiri, friksi juga bukti keberadaan ego manusia, penumbuhan al-wa’yul islami (kesadaran berislam) dan al-wa’yu ad-da’awi (kesadaran dakwah) lebih utama dibandingkan sekadar meletupkan hamasah (semangat) bergerak, dan sangat mungkin friksi timbul karena hadirnya pihak ketiga yang sengaja “memecah” jamaah.

Problematika Eksternal Dakwah
Problematika eksternal dakwah yang bisa menjadi bahaya besar bagi kebaikan bangsa dan masyarakat Indonesia, khususnya umat Islam meliputi problematika spiritual dan kultural, problematika moral, dan problematika sistemik.

Di antara problematika dakwah di Indonesia yang menyangkut aspek spiritual dan kultural adalah: berhala-berhala modern baik berupa teknologi yang dijadikan rujukan kebenaran, sains yang diabsolutkan, materi yang ditaati, maupun kekuasaan yang dipuja-puja; syirik, khurafat dan tahayul yang masih merebak di masyarakat; globalisasi dan dialektika kultural; serta tradisi baik yang sudah tergerus dan tergantikan dengan budaya negatif efek perkembangan peradaban.

Problematika moral di antaranya adalah minuman keras dan penyalahgunaan obat-obatan, penyelewengan seksual, perjudian dan penipuan, serta tindakan brutal dan kekerasan.

Sedangkan yang dimaksudkan dengan problematika sistemik adalah korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), kemiskinan, kebodohan, dan ancaman disintegrasi bangsa.

Daya Tahan di Medan Dakwah

Dakwah yang merupakan jalan panjang dan lintas generasi niscaya memerlukan daya tahan yang permanen. Bagi, individu kader dakwah daya tahan ini jug harus dimiliki agar tetap istiqamah sampai mengakhiri sejarah kehidupannya dengan husnul khatimah. Untuk itu, paling tidak ada lima faktor yang perlu dimiliki para aktivis dakwah untuk merealisir daya tahan di medan dakwah: menguatkan dan membersihkan motivasi, menggapai derajat iman, menggandakan kesabaran, kekuatan ukhuwah, dan dukungan soliditas struktur.

Untuk menguatkan dan membersihkan motivasi kita perlu selalu memahami makna ikhlas dan berupaya mencapainya dengan jalan: senantiasa memperbaharui niat, berusaha keras menunaikan kewajiban, berusaha keras mewujudkan kecintaan kepada Allah, merasakan pengawasan Allah, dan hati-hati dalam beramal.

Untuk mencapai derajat iman kita perlu : memiliki orientasi rabbani, yakni menjadikan seluruh aktivitas selalu berorientasi kepada Allah, dan sebaliknya, berhati-hati terhadap orientasi duniawi. Jika kita mampu mencapai derajat iman ini, maka Allah menjanjikan kemenangan atas musuh, jaminan bahwa orang-orang kafir takkan menguasai, mendapatkan izzah, mendapatkan kehidupan dan rezeki yang baik, menjadi khalifah di muka bumi, serta mendapatkan surga di akhirat nanti.

Untuk bisa menggandakan kesabaran kita perlu memberikan dorongan jiwa untuk mengejar dengan sungguh-sungguh faedah-faedah yang ditimbulkan oleh kesabaran, dan betapa besar buahnya bagi agama dan keduniaan kita serta melawan pengaruh hawa nafsu. Jika kesabaran telah kita miliki maka kita akan mendapatkan hikmahnya yang luar biasa: dijadikan pemimpin, pahala yang besar, kebersamaan Allah, dan mendapatkan berbagai macam kebaikan karena sabar.

Untuk membangun ukhuwah kita perlu memotivasi diri dengan keteladanan ukhuwah di zaman kenabian lalu memperbaiki hubungan sesama aktivis dakwah berlandaskan cinta dan kasih sayang. Kita juga harus meminimalisir penghambat-penghambat ukhuwah. Jika kekuatan ukhuwah ini terbangun kokoh, maka daya tahan kita sebagai aktivis dakwah maupun daya tahan jamaah di medan dakwah akan semakin kokoh.

Sedangkan upaya membangun soliditas struktur paling tidak meliputi konsolidasi manajerial dan konsolidasi operasional. Konsolidasi manajerial dilakukan dengan penataan manajemen yang bagus dan profesional dalam setiap jalur dan lini. Selain mengambil prinsip-prinsip dari Al-Qur’an dan Hadits, prinsip manajemen modern juga bisa diterapkan. Konsolidasi operasional dimaksudkan untuk mensinkronkan berbagai kegiatan dalam skala gerakan, sekaligus senantiasa mengarahkan gerak dakwah kepada tujuan yang ditetapkan. Selain itu, untuk membangun soliditas struktur perlu menghindari hal-hal yang bisa merusaknya yaitu munculnya sekat komunikasi dan lemahnya imunitas struktural (mana’ah tanzhimiyah).

Yang Tegar di Jalan Dakwah
Jalan dakwah ini pasti dipenuhi dengan beragam kesulitan, hambatan, rintangan, tribulasi. Para aktifisnya akan berhadapan dengan beragam mihnah, sebagaimana para dai generasi sebelumnya sejak Rasulullah dan para sahabatnya, tabi’in, tabiit tabi’in, dan seterusnya.

Di antara mihnah itu ada yang berupa ejekan, gelombang fitnah, teror fisik, manisnya rayuan, tekanan keluarga, keterbatasan ekonomi, kemapanan, sampai kekuasaan. Kader dakwah harus tegar dalam menghadapi semua mihnah itu.

Agar tegar dalam menghadapi ejekan, sadarilah bahwa ejekan kepada Rasulullah jauh lebih hebat; maka biarkan saja semua orang mengejek, tidak perlu diladeni. Agar tegar dalam menghadapi fitnah, tetaplah bekerja dan beramal maka umat akan tahu siapa yang benar dan siapa yang tukang fitnah. Agar tegar dalam menghadapi teror fisik, tawakallah kepada Allah dan berdoalah senantiasa, di samping persiapan lain yang juga perlu dilakukan oleh struktur dakwah. Agar tegar dalam menghadapi manisnya rayuan, jagalah keikhlasan dan senantiasa memperbarui niat, waspada dan tetap bersama jamaah. Agar tegar dalam menghadapi tekanan keluarga, ketegasan harus diutamakan . Iman tidak bisa ditukar dengan keluarga, jika memang itu pilihannya. Agar tegar dalam kondisi kekurangan/keterbatasan ekonomi, bersabar adalah kuncinya. Kekuatan ukhuwah sesama aktivis dakwah juga berperan penting untuk menjaga kita tetap tegar. Agar tegar dalam kemapanan harus memiliki paradigma semakin banyak kekayaan, semakin banyak kontribusi bagi dakwah. Maka yang diteladani adalah Utsman bin Affan dan Abdurrahman bin Auf. Agar tegar di puncak kekuasaan, kelurusan orientasi perjuangan, ketaatan pada manhaj dakwah Rasulullah dan keyakinan akan janji-janji-Nya. Dan pada semua mihnah, kedekatan dengan Allah dan tawakal kepada-Nya merupakan kunci utama agar tegar di jalan dakwah!